Advertisement

Harapan Baru di 100 Hari Robinsar-Fajar, Warga Cilegon Desak Penertiban THM di JLS

Cilegon, – cilegonselatan.com – Seratus hari masa kerja kepemimpinan Robinsar-Fajar sebagai Wali Kota Cilegon menjadi titik awal harapan baru bagi ribuan warga. Setelah bertahun-tahun hidup dalam keresahan, masyarakat kini menaruh kepercayaan besar bahwa perubahan yang selama ini hanya menjadi angan, perlahan akan terwujud.

 

Isu yang paling mendesak di mata warga adalah keberadaan tempat hiburan malam (THM) di sepanjang Jalan Lingkar Selatan (JLS), kawasan yang saat malam hari berubah drastis menjadi zona yang penuh dengan aktivitas yang meresahkan.

 

“Siang hari mungkin terlihat biasa saja, tapi malamnya… JLS seperti kota tanpa aturan,” ungkap Samsul, warga PCI.

 

JLS, yang membentang di perbatasan Kota Cilegon dan Kabupaten Serang, selama ini dikenal sebagai ‘sarang’ tempat hiburan malam, warung remang-remang, hingga peredaran bebas minuman keras. Kondisi ini, menurut warga, tidak hanya mengancam ketertiban umum, tetapi juga masa depan generasi muda kota baja tersebut.

 

“Apa jadinya anak-anak kita tumbuh di lingkungan seperti ini? Ini bukan hanya soal miras atau pakaian terbuka, ini soal nilai dan moral,” lanjut Samsul.

 

Lebih menyedihkan lagi, upaya razia yang dilakukan aparat penegak perda kota Cilegon maupun kabupaten serang selama ini dinilai hanya formalitas. Dalam waktu singkat setelah aparat pergi, semua kembali seperti semula.

 

Warga menilai, kondisi ini tak bisa lagi dibiarkan. Mereka meminta ketegasan yang nyata, konsisten, dan berkelanjutan dari Pemerintah Kota Cilegon dan Kabupaten Serang

 

Meskipun sebagian wilayah JLS berada di Kabupaten Serang, dampak sosialnya justru paling berat dirasakan oleh warga Cilegon. “Anak-anak kami, keamanan kami, kehormatan kota kami… itu yang dipertaruhkan. Bukan sekadar batas administratif,” tegas Samsul.

 

Harapan besar kini bertumpu pada tangan Robinsar-Fajar dan Bupati Serang terpilih. Masyarakat menanti sebuah perubahan nyata, bukan janji kosong yang hanya bergema saat kampanye.

 

“Bukan lagi waktunya menunda. Ini soal martabat kota ini,” tambah Samsul.

 

Deretan nama tempat hiburan malam seperti Star Queen, Angel (Paradise), New Zodiak, S’Cafe, Alexa, hingga King Cafe, terus beroperasi seolah tanpa hambatan. Bagi warga, ini bukan sekadar tempat hiburan, melainkan simbol kegagalan bertahun-tahun dalam menjaga moral dan ketertiban.

 

Akankah Robinsar-Fajar mampu menghapus luka lama, JLS sebagai ‘sarang’ tempat hiburan malam? Ataukah harapan warga kembali kandas dalam diam?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *