Advertisement

Lulusan Universitas Faletehan Jadi Pelopor Inovasi, Agen Perubahan Sosial, Serta Profesional yang Berempati dan Berintegritas.

SERANG,- Cilegonselatan.com,- Suasana haru, bangga, dan penuh makna menyelimuti Sidang Senat Terbuka Universitas Faletehan dalam rangka Wisuda dan Angkat Sumpah ke-7 Tahun 2025, yang digelar pada Selasa (28/10/2025). Acara tersebut menjadi momen istimewa bagi ratusan wisudawan yang resmi menyandang gelar akademik, sekaligus simbol keberhasilan Universitas Faletehan dalam mencetak generasi berilmu dan berkarakter.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten yang diwakili oleh Bpk. Idik Nursidik, S.T., M.Kom., turut hadir dan menyampaikan sambutan penuh makna.

“Alhamdulillahirabbil‘alamin, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir bersama dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Faletehan ini,” ujarnya mengawali pidato.

Dalam kesempatan tersebut, Idik Nursidik menyampaikan permohonan maaf karena Kepala LLDIKTI Wilayah IV tidak dapat hadir secara langsung. Ia juga menyampaikan salam hangat dan apresiasi tinggi kepada seluruh civitas akademika Universitas Faletehan serta para wisudawan yang berhasil menuntaskan perjalanan akademiknya.

Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Babak Baru

Idik menegaskan bahwa wisuda bukan sekadar seremoni akademik, melainkan momentum penting yang menandai awal pengabdian kepada masyarakat.

“Di balik toga dan senyum para wisudawan, ada doa orang tua, kerja keras dosen, dan komitmen institusi yang konsisten membina kualitas pendidikan tinggi,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa di era modern, lulusan perguruan tinggi tidak cukup hanya cerdas secara akademik, tetapi juga harus memiliki karakter kuat, kemampuan adaptif, serta kepekaan sosial.

Kampus Berdampak: Paradigma Baru Pendidikan Tinggi

Dalam pidatonya, Idik memperkenalkan paradigma baru Kementerian Pendidikan, yaitu “Kampus Berdampak” — kebijakan yang menuntut perguruan tinggi tak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga menciptakan solusi nyata bagi masyarakat.

Melalui kebijakan ini, perguruan tinggi diharapkan mampu:

Menguatkan keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam proyek sosial,

Mendorong riset dan kewirausahaan yang berdampak ekonomi dan sosial,

Menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah dan industri untuk membangun ekosistem inovasi berkelanjutan.

“Perguruan tinggi harus menjadi agen perubahan sosial, bukan hanya pusat ilmu yang berpikir, tetapi juga yang berbuat,” tegasnya.

Pesan untuk Wisudawan: Berkarakter dan Inovatif

Dalam pesannya kepada para wisudawan, Idik Nursidik menitipkan tiga hal penting:

1. Terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.

2. Bangun integritas dan karakter, karena kejujuran dan tanggung jawab adalah modal utama kepercayaan.

3. Jadilah pelopor inovasi dan kebermanfaatan, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi terapan.

“Dengan kekuatan saintek dan kesehatan yang dimiliki Universitas Faletehan, hadirkanlah solusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Apresiasi untuk Universitas Faletehan

LLDIKTI Wilayah IV juga memberikan apresiasi tinggi atas capaian Universitas Faletehan dalam peningkatan mutu dan tata kelola pendidikan tinggi.

“Universitas Faletehan terus menunjukkan perkembangan positif dari sisi akreditasi, peningkatan jabatan akademik dosen, dan inovasi pembelajaran,” jelas Idik.

Ia menyebutkan, dari 162 dosen, sebanyak 110 telah memiliki jabatan akademik dosen (JAD) dengan rincian 27 Asisten Ahli, 76 Lektor, dan 7 Lektor Kepala. LLDIKTI mendorong agar dosen-dosen yang belum memiliki jabatan akademik segera mengusulkan dan meningkatkan produktivitas riset serta publikasi ilmiah.

Kisah Haru Wisudawan Terbaik: Dari Anak Buruh Jadi Sarjana Keperawatan

Suasana wisuda semakin mengharukan ketika Nurhajijah, wisudawan terbaik Universitas Faletehan, menyampaikan pidato penuh inspirasi tentang perjuangan hidupnya.

Ia menceritakan bagaimana keterbatasan ekonomi tidak memadamkan mimpinya menjadi perawat. “Saya anak dari buruh harian dan tukang pijat. Mimpi saya terasa terlalu tinggi, tapi doa ibu membuat saya bertahan,” ungkapnya dengan suara bergetar.

Dengan dukungan beasiswa KIP-Kuliah, Nurhajijah akhirnya berhasil menempuh pendidikan di Universitas Faletehan dan hari ini resmi menyandang gelar Sarjana Keperawatan.

“Jika dunia punya tujuh keajaiban, maka inilah keajaiban dunia saya — menjadi sarjana keperawatan,” ujarnya disambut tepuk tangan haru.

Ia juga mengajak rekan-rekan wisudawan untuk menghormati perjuangan orang tua. “Lihatlah wajah mereka di barisan penonton, setiap kerut di wajahnya adalah cerita panjang perjuangan. Wisuda ini bukan akhir, tapi awal dari pengabdian kita.”

Momentum Syukur dan Komitmen Baru

Mengakhiri acara, Idik Nursidik menegaskan kembali bahwa wisuda adalah momentum untuk mensyukuri hasil dan meneguhkan komitmen.

“Bawalah nama baik almamater dan jadilah insan yang bermanfaat bagi sesama. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,” tutupnya.

Dengan semangat “Kampus Berdampak”, Universitas Faletehan meneguhkan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga melahirkan agen perubahan yang siap berkontribusi bagi bangsa dan kemanusiaan.

 

 

Reporter: Novaldo.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *