Cilegon, – ( CS ) Keindahan pegunungan Suralaya yang hijau dan asri kini semakin tergerus oleh hiruk-pikuk pembangunan. Di ujung utara Kota Cilegon, pemandangan yang dulunya menawarkan ketenangan kini berubah menjadi kontras, dengan bayang-bayang industri besar seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Unit 9-10.
Warga Kampung Kopi dan Kampung Buah Dodol harus menghadapi dampak langsung dari perubahan ini. Kebisingan dan debu menjadi keluhan utama, meski PLTU Unit 9-10 belum resmi beroperasi penuh.
“Bisingnya seperti raungan yang nggak ada habisnya,” kata Wandi, seorang pemuda setempat.
Sejak mesin-mesin pabrik mulai diuji coba, kehidupan warga berubah. Kenyamanan malam hari hilang, aktivitas sehari-hari terganggu, dan peluang kerja yang diharapkan justru banyak diisi pekerja dari luar daerah.
Masalah tidak berhenti di kebisingan. PLTU Suralaya Unit 1-8 kerap menyebarkan polusi di udara, berupa debu hitam yang bertebaran juga menjadi momok. Seorang warga yang menggembala kambing di lereng gunung mengaku matanya sering perih dan pandangannya kabur.
“Kalau musim hujan, debunya sedikit berkurang, tapi air dari genting malah hitam. Saat kemarau, lebih parah lagi,” keluhnya.
Tidak hanya kesehatan fisik, dampak ini juga mengganggu psikologis warga. Mereka merasa tak berdaya menghadapi perusahaan besar seperti PT Indo Raya Tenaga, anak perusahaan PT Indonesia Power. Protes jarang dilakukan karena takut akan konsekuensi yang lebih besar.
Indra, Humas PT Indo Raya Tenaga, menyatakan bahwa pihak perusahaan telah melakukan upaya untuk meminimalkan dampak operasional. “Kami akan memverifikasi langsung keluhan warga di lapangan,” ujarnya melalui pesan singkat. Namun, hingga kini, janji tersebut belum memberikan solusi konkret bagi warga.
Warga Kampung Kopi dan Buah Dodol kini hanya bisa berharap pemerintah dan perusahaan memberikan perhatian lebih. Mereka mendambakan kembali suasana damai dan udara segar, seperti masa-masa sebelum pabrik-pabrik berdiri. Di tengah harapan ini, mereka terus berjuang mempertahankan sisa keindahan alam yang perlahan memudar.
Leave a Reply